Dapatkah engkau menarik buaya dengan kail, atau mengimpit lidahnya dengan tali ? Dapatkah engkau mengenakan tali rotan pada hidungnya, mencocok rahangnya dengan kaitan ?

Ayub 40 : 20 – 21

31 Januari 2016

User Rating: 0 / 5

Star InactiveStar InactiveStar InactiveStar InactiveStar Inactive
 

"Dimanakah engkau, ketika aku meletakkan dasar bumi ? Ceritakanlah, kalau engkau mempunyai pengertian !” Ayub 38 : 4

 

Saudara yang terkasih ;

Beberapa minggu lalu, kami pergi ke kota batu. Disana rupanya ada wahana baru, yaitu predator fun park. Di dalam wahana itu, kami melihat banyak buaya dengan macam-macam bentuk dan rupa. Ada yang masih hidup di dalam kolam, ada yang diawetkan dan dijadikan aneka patung. Ada buaya kecil yang bisa diajak berfoto ria. Sebagai informasi, mulutnya sudah diisolasi, jadi sudah aman terhadap gigitannya. Sewaktu kami pegang, badannya berat, kulitnya kasar, bersisik, kaku, dan saat mau difoto, dia menggeliat (mungkin capek dipegangi terus oleh banyak orang ). Dia mengebaskan ekornya dengan keras, membuat kami kaget. Kata pawangnya, dia stress. Dia baru tenang setelah ditepuk-tepuk sebentar perut bawahnya. 

Setelah itu, kami melihat rumah kelinci. Ada sekitar 15 kelinci yang dilepas di padang rumput. Bulunya putih, ada yang hitam, ada yang coklat, halus dipegang. Badannya yang mungil dan lembut membuat kami suka membelainya. Tetapi ada seekor kelinci yang tampak menyendiri, gemetaran. Dikasih wortel, dia cuek saja, tidak mau mendekat. Kami kira dia sakit. Tetapi suatu saat, tiba-tiba dia mendekati kelinci lain, lalu mengajak kawin. Ooh, rupanya dia gemetar karena ngebet ingin kawin. Hahaha… 

Saudara, seperti kami tidak tahu bahwa buaya itu stress ketika ia mengibaskan ekornya, kami pun juga tidak tahu kenapa kelinci itu gemetaran seluruh badannya. Kami tidak tahu bahasa buaya, kami juga tidak paham bahasa kelinci. Apa yang dia inginkan, apa yang dia rasakan. Tetapi Tuhan tahu satu-persatu akan hewan ciptaan-nya. Ia maha tahu. Ia tahu dengan pasti keinginan mereka. Tuhan tahu, karena segala sesuatu yang hidup di muka bumi ini, dia lah pencipta-nya. Hikmat manusia tidak bisa melampaui hikmat Tuhan. Terlalu besar, terlalu heran, terlalu ajaib. Yang bisa kita lakukan hanyalah memuji dan menyembah-nya. Melihat dengan kagum akan kebesaran-nya. Sambil menaikkan kidung pujian ,"….engkau Tuhan, Allah, maha tahu…betapa dahsyatnya kuasa-Mu… hadirat-Mu kini penuhiku… bawa ku mendekat pada-Mu.."

 

Ary dan Ester Handoko