Saudara yang terkasih;
Kejadiannya di saat firman disampaikan di doa malam di Karang Asem. 2 orang anak cewek sedang bermain masak-masakan bersama di bagian belakang ruangan. Tersembunyi di balik meja mixer. Yang dibawa adalah peralatan masak memasak, plus boneka hewan yang ada di hutan, kecil-kecil dari plastik. Maka terjadilah, yang seorang menggoreng badak, dan yang lain mengukus macan loreng. Dasar anak-anak, imajinasi mereka luar biasa, sehingga badak dan macan pun bisa saja dimasak bulat-bulat. Sempat terjadi ketegangan, ketika yang satu memonopoli badak, dan tidak membagi badaknya pada temannya. Begitu pula sebaliknya, macan loreng itu juga menjadi mainan andalan yang seorang lagi. Tetapi ketegangan yang hampir menyebabkan ‘hujan deras’ itu tiba-tiba saja lalu. Entah bagaimana, sebentar kemudian tampak mereka sudah melupakan kegalauan serius tadi. Sampai doa malam berakhir, mereka bermain dengan aman sejahtera dan rukun. Puji TUHAN….
Saudara, seperti itulah seharusnya KASIH. Mungkin ini sebuah artikel Valentine yang terlambat seminggu (karena Valentine sudah seminggu berlalu). Maafkan, habis gimana lagi, idenya baru saja datang pas tanggal 14 Februari barusan. Tetapi kami rasa, soal KASIH dan BERBAGI KASIH, tidak pernah ada kata terlambat. Tidak ada kata terlambat untuk mengasihi, karena kasih selalu pas di setiap kesempatan dan dibutuhkan oleh semua orang. Tidak ada kata terlambat juga untuk menerapkan kasih setiap hari. Marilah kita saling mengasihi….
Ajarilah kami ini saling mengasihi,
Ajarilah kami ini saling mengampuni,
Ajarilah kami ini kasih-MU ya TUHAN,
Kasih-MU kudus tiada batasnya….
Ary dan Ester Handoko