Saudara yang terkasih ;
Di dalam beberapa kali kesempatan kami bepergian ke negeri orang, kami saksikan bahwa orang-orang disana suka berjalan dengan langkah-langkah yang cepat. Bahkan di eskalator atau tangga berjalan, ada aturan yang ditulis di lantainya, bahwa siapa yang menaikinya harus berdiri di sisi kanan. Tidak boleh di sisi kiri. Mengapa ? Karena ternyata, sisi kiri dikhususkan buat orang-orang yang ingin berjalan lebih cepat. Bayangkan bahwa naik eskalatornya saja sudah lebih cepat daripada jalan kaki naik tangga. Itupun masih kurang cepat. Dan itu terbukti dari banyaknya orang yang mendahului kami. Berjalan (atau malah berlari) diatas eskalator. Baik naik maupun turun. Awalnya agak membingungkan juga aturan ini karena kebiasaan kalau di negeri kita mau berdiri di sisi manapun dari eskalator sah-sah saja. Sempat beberapa kali salah posisi. Tetapi setelah beberapa hari, peraturan naik eskalator ini sudah menjadi kebiasaan.
Saudara, Alkitab beberapa kali menyebutkan soal pertandingan iman. Pertandingan rohani. Di dalam masa menjalani hidup ini, ternyata kita tidak boleh santai-santai saja jika kita ingin mendapat penghargaan khusus dari TUHAN. Kita tidak boleh seperti pengguna eskalator yang hanya berdiri di posisi ‘sebelah kanan’. Seharusnya kita harus berjalan lebih cepat, artinya : melayani lebih baik dan lebih baik lagi. Memacu diri untuk berbuat yang terbaik buat TUHAN. Tidak bisa lagi ‘mengalir saja apa adanya’, tetapi ingin terus maju, berkembang, dan menyenangkan hati TUHAN dengan kemampuan terbaik yang kita miliki.
Prinsip eskalator ‘berdiri di sebelah kiri’, itulah yang harusnya kita miliki. Jangan hanya berhenti dan melamun ‘di sebelah kanan’. Tahun 2016 sebentar lagi kita lewati. Apakah kita akan terus berkarya dengan cara biasa-biasa saja, atau berusaha meningkatkan kualitas pelayanan kita ?
If you're doing your best,
you won’t have time to worry about failure
Ary dan Ester Handoko