Tetapi apabila dia berkata kepadamu : Aku tidak mau keluar meninggalkan engkau, karena ia mengasihi engkau dan keluargamu, sebab baik keadaannya padamu, maka engkau harus mengambil sebuah penusuk dan menindik telinganya pada pintu, sehingga ia menjadi budakmu untuk selama-lamanya. Demikian juga kauperbuat kepada budakmu perempuan

Ulangan 15 : 16 - 17

8 Januari 2017

User Rating: 0 / 5

Star InactiveStar InactiveStar InactiveStar InactiveStar Inactive
 

Saudara yang terkasih ;

Ayat emas di atas adalah salah satu ayat yang kami sukai. Memang awalnya dulu, waktu kami membaca ayat tersebut, ada terselip rasa heran, mengapa ada budak yang mau menyerahkan diri seumur hidup kepada satu tuan? Bahkan sampai ia rela ditindik sebagai tandanya? Bukankah melepaskan diri dari tuannya dan menjadi orang merdeka jauh lebih enak dan bebas? Tetapi saat ini kami mengerti, bahwa memperhamba kepada satu tuan yang baik, jauh lebih bahagia dan ‘selamat’ daripada melemparkan diri sebagai orang merdeka di dunia yang jahat. Bila dia keluar sebagai orang merdeka, bisa jadi dia akan kembali ditangkap dan dijual menjadi budak, tetapi kali ini dia terpaksa diperhamba oleh tuan yang jahat. Itu akan sangat mengerikan.

Saudara, melihat keadaan dunia yang semakin tidak bertambah baik ini, memperhambakan diri kepada TUHAN yang MAHA KUASA dan MAHA BAIK, yaitu TUHAN YESUS, adalah satu keputusan yang terbaik yang bisa kita ambil. Membiarkan diri kita ‘ditindik’ atau menerima baptisan air sebagai tanda penundukan diri sepenuhnya kepada DIA, adalah hal terbaik yang bisa kita lakukan. Alangkah lebih sukacita berada dalam perlindungan tangan TUHAN kita yang baik itu. Dunia begitu jahat. Apa yang nampaknya gemerlap itu sesungguhnya tidak seperti yang kelihatan. Dibalik segala gemerlapnya dunia, tersimpan jebakan iblis yang mengerikan.    

Saudara, pilihan tersedia bagi kita semua. Maukah kita ‘ditindik’ sebagai bukti ketaatan dan perhambaan kita seumur hidup kepada TUHAN, atau mau hidup sebagai orang merdeka di luar sana, yang tidak tahu arah kemana akhir tujuan hidup mereka ? 

 

Kau TUHAN adalah BAPAku

Yang sangat menyayangiku

Tak pernah sekalipun ku dapati

KAU sakiti hatiku

KAU TUHAN adalah BAPAku

S’lalu memperhatikanku

Tak ada alasan ku ragu-ragu

Tuk serahkan hatiku kepada-MU

 

Ary dan Ester Handoko