"Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik" - I Tesalonika 5 : 21
Saudara yang terkasih ;
Suatu pagi mbak di rumah membawa berita heboh, bahwa semalam sepertinya ada tikus yang masuk di ruang dapur. Tikus itu terindikasi mencuri beras yang ada di tempat beras. Sebagai buktinya, dia ceritakan bahwa ada ceceran-ceceran beras di sekeliling tempat beras itu. Bukti ‘berantakan’nya TKP itu, membuat dia yakin betul bahwa ada tikus berkeliaran disitu tadi malam. Sempat kami juga sedikit percaya dengan kata-katanya itu. Tetapi setelah diingat lagi, ternyata tadi malam (setelah mbaknya tidur) anak-anak ada pergi ke dapur dan memang mengambil beras sedikit untuk bahan permainan dan peragaan di sekolah minggu. Tentunya kegiatan di malam buta itulah yang menyebabkan beberapa butir beras tercecer ke lantai. Kesimpulannya, bukan tikus yang mencuri beras tadi malam, melainkan anak-anak yang mengambil beras dengan cara tidak rapi.
Saudara, sepenggal cerita yang belum tentu benar, ditambah satu atau dua ‘bukti’ yang sepertinya mendukung cerita itu, menyebabkan sesuatu yang tadinya hanya berstatus sebagai : dugaan, bisa berubah menjadi : kebenaran. Tentu saja kebenaran disini adalah menurut si pencerita dan pendengar, yang keduanya sama-sama pengamat. Tetapi hal ini belum terbukti menjadi cerita yang sesungguhnya terjadi. Perlu ditanyakan kepada pihak-pihak yang terkait secara langsung, agar dugaan tadi bisa di cross check kebenarannya.
Janganlah menduga-duga sesuatu yang belum tentu benar, apalagi menyebarkan cerita kepada sekeliling tentang dugaan itu. Baiklah kita teliti lagi kebenarannya. Janganlah suka bergosip, karena hal itu tidak disukai oleh TUHAN. Nyatakanlah yang benar, dan jadilah anak-anak terang.
Ary dan Ester Handoko