Saudara yang terkasih,
Dalam satu kesempatan kami mengunjungi sebuah café langganan di mall. Kebetulan saat itu café terlihat ramai, hampir semua kursi terisi penuh, kecuali satu kursi di sisi kiri, dan satu kursi lagi di depan seorang pria yang duduk sendiri. Karena kami berdua, kami meminta ijin kepada pria yang duduk sendiri itu untuk memakai kursi kosong di depan mejanya. Dia mengangguk dan dengan amat ramah memberikan kursi kosong itu. Lalu beberapa saat dengan wajah penuh senyum dia menyapa dan berbasa basi, serta kemudian bertanya apa pekerjaan kami. Ketika kami menjawab, bahwa kami adalah pendeta / hamba TUHAN, seketika itu raut wajahnya berubah. Dia tak lagi ramah. Segera tegur sapanya berganti seraut wajah yang dingin dan malas menyapa. Padahal tidak ada kesalahan apapun dalam cara kami menjawab pertanyaannya. Nampaknya dia punya ‘dendam’ pribadi dengan orang yang memiliki profesi pendeta. Atau dia pernah kecewa dengan TUHAN ? Ahh, terserah saja ….
Saudara, apakah saudara pernah mengalami hal yang sama ? Dijauhi atau diperlakukan berbeda hanya karena saudara anak TUHAN ? Ketika kita menyebut diri sebagai seorang Kristen dan tidak lagi disapa seramah sebelumnya ? Jangan kaget bila dunia memperlakukan kita sedemikian, firman TUHAN sendiri sudah mengingatkan kita, bahwa dunia akan membenci kita. Dunia lebih suka menyambut orang yang ‘tidak rohani-rohani amat’. Apalagi di akhir jaman ini, dimana LGBT dan orang atheis dianggap wajar dan malah ‘lebih terhormat (karena netral/tidak memihak siapapun)’ dibanding yang beragama. TUHAN sendiri sudah memperingatkan untuk kita tidak kaget ketika kita dicela karena Nama-NYA. Welcome to the end of the world…
“Berbahagialah kamu, jika karena Anak Manusia orang membenci kamu, dan jika mereka mengucilkan kamu, dan mencela kamu serta menolak namamu sebagai sesuatu yang jahat” Lukas 6 : 22
Ary dan Ester Handoko