Saudara yang terkasih, 

Beberapa waktu lalu kami pergi ke Solo untuk suatu acara Sinode GBT. Disana kami melihat bahwa Solo saat ini jauh lebih tertib, lebih indah dan lebih terawat, dibanding Solo beberapa belas tahun lalu yang kami pernah datangi. Salah satu yang kami kunjungi adalah pabrik gula Colomadu, yang sekarang sudah direnovasi untuk menjadi sebuah museum yang bersejarah. Betapa puing-puing Colomadu yang sebenarnya sudah sangat jelek dan berupa besi-besi tua saja di suatu lahan yang luas, di’sulap’ menjadi suatu museum dimana kita bisa menyaksikan kemegahan pabrik itu di masa silam. Sesuatu yang sebenarnya sudah berpuluh tahun dibiarkan mangkrak dan ‘sangat buruk’ bisa diubah menjadi sangat indah. Bukan itu saja, biaya masuknya pun gratis. Belum lagi jalan toll menuju ke Solo, begitu panjang, nyaman dan indah. Tentu semua hal ini memerlukan biaya yang sangat besar.
Darimanakah semua uang untuk membangun segala fasilitas itu ? Semuanya berasal dari pajak yang kita bayarkan kepada Pemerintah. Dana pajak itulah yang digunakan untuk membangun segala infrastruktur negara kita yang indah ini, dan sekarang sedang kita nikmati bersama.
Saudara, sudahkah kita melakukan kewajiban membayar pajak yang dibebankan negara kepada kita, dengan baik? Sudahkah kita menjadi wajib pajak yang membayar pajak dengan tertib? Jawablah dengan jujur di dalam hati masing-masing, dan mulailah bayarkan pajak saudara sedari sekarang. Karena kesejahteraan kota dan negara Indonesia tercinta ini tidak akan mungkin tercapai bila kita sendiri tidak berusaha mengupayakan untuk membayar pajak.

Selamat Ulang Tahun Negara Indonesia yang ke-73…
Terimalah hadiah dari kami untukmu:
menjadi anggota wajib pajak yang setia dan tertib
seperti yang sudah TUHAN ajarkan kepada kami

Ary dan Ester Handoko